Minggu, 28 Februari 2010

Siantan

Pdpersi, Jakarta - Uraian Tumbuhan
Siantan berasal dari daratan Cina dan biasanya ditanam sebagai tanaman hias. Bunga siantan digunakan pada upacara sembahuang agama Buddha.

Perdu yang tumbuh tegak ini memiliki tinggi 1-25 banyak, cabang muda berwarna cokelat kemerah-merahan. Daun tunggal, letaknya berhadapan bersilang, bertangkai pendek, permukaan daun mengkilap. Helaian daun bentuknya bulat telur sampai jorong, tepi rata, ujung dan pangkalnya runcing, pertulangan menyirip, panjang 6-13cm, lebar 3-4 cm, warnanya kuning kehijauan sampai hijau tua, daun muda diujung tangkai warnanya merah kecoklatan. Bunga bulat, diameter 7-8 mm, merah ungu. Perbanyakan dengan cangkok.

Sifat dan Khasiat
Rasanya manis, sifatnya sejuk, berkhasiat menurunkan tekanan darah (hipotensif), pereda nyeri (analgesik), dan melarutkan bekuan darah (hematoma).
Kandungan Kimia
-

Bagian yang Digunakan
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah bunga, akar, tangkai, dan daunnya.

Indikasi
Bunga digunakan untuk mengatasi :
  1. Haid tidak teratur
  2. Tidak dating haid (amenore), dan
  3. Tekanan darah tinggi (hipertensi).
Akar digunakan untuk megatasi :
  1. Tuberculosis paru ( TB paru)
  2. Batuk, batuk darah.
Tangkai dan daun digunakan untuk mengatasi :
  1. Badan terasa sakit, terkilir, luka memar, dan koreng.
Cara Pemakaian
Untuk obat yang diminum, rebus 10-15 g bunga atau 30-60 g akarnya.

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
-

Contoh Pemakaian
  1. TB paru disertai batuk darah.
  2. Cuci akar siantan (30-60g) dan gancao (10g), lalu potong-potong seperlunya. Masukkan tiga gelas air, lalu masak selama tiga jam. Serelah dingin, saring dan minum airnya.
  3. Siapkan akar siantan (30-60g) dan daging sapi tanpa lemak (60g). cuci dan potong-potong seperlunya, lalu buat sup. Setelah dingin, hirup kuahnya dan makan dagingnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar